Keberadaan Ponpes Rojaul Huda secara ruhaniah, sudah ada sejak tahun 1974. Tepatnya di tahun tersebut, dimana pendiri ponpes masih menginjak usia 15 tahun, sudah memimpikan akan mendirikan sebuah pesantren. Impian tersebut diawali dengan mengkaji kitab-kitab karangan para ulama, tercetuslah nama Rojaul Huda. Hal ini didasarkan pada Q.S Ali Imran ayat 110 yang berbunyi “Sesungguhnya orang-orang yang mukmin yang sebenarnya adalah mereka beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwanya pada jalan Allah. Mereka Itulah orang-orang yang benar”. Impian tersebut terus dipupuk dengan memperdalam ilmu agama, karena keterbatasan ekonomi dan alternatif pendidikan, pendiri ponpes Rojaul Huda pun hanya mendalami pendidikan secara non formal yaitu di pesantren Fathul Hidayah Garut pada tahun 1968-1970 bimbingan KH. Abdul Majid, kemudian pesantren Al-Huda Garut pada tahun 1970-1984 bimbingan KH. Ulumuddin Albannani, kemudian Miftahul Huda Tasikmalaya pada tahun 1975-1978 bimbingan KH Choer Affandi, kemudian Darul Hikam Sukabumi pada tahun 1980-1982, dan Bantargedang Tasikmalaya pada tahun 1982-1984 bimbingan KH Bahrumufti. Saat masih berstatus sebagai santri di ponpes Al-Huda Tarogong di tahun 1985 pada bulan Desember, pimpinan ponpes memutuskan menikahi seorang santriwati bernama Hj.Ayi Qomariah. Setelah menikah, KH. Taman Syahmutama dan Hj.Ayi Qomariah memilih untuk bermukim di Lembang dengan berbagai pertimbangan. Keberadaannya mengundang masyarakat Lembang dan luar Lembang untuk memperdalam ilmu agama. Mulanya para santri “ikut mondok” di pemukiman warga, pada tahun 1990, dimulailah pembangunan pertama berupa Masjid Rojaul Huda atas dorongan dan andil dari berbagai pihak, diantaranya adalah pembina YPI Darun Nasya Prof. Dr. H. Ishak abdul haq, M.Pd.
Pondok pesantren yang diberi nama Rojaul Huda yang selesai dibangun pada tahun 1989. Rojaul huda yang berarti mengharapkan petunjuk dan rahmat dari Allah, terus bergerak kearah yang menurut pandangan kami Insyaallah positif dari tahun 1989 sampai sekarang, dengan berbagai rintangan dan hambatan yang senantiasa memiliki hikmahnya masing-masing, sehingga tidak surut menghentikan langkah suci kami dalam mengemban amanah umat yang lahir semenjak Rojaul Huda melekat sebagai nama Ponpes tercinta ini. Memperhatikan kemajuan jaman yang ternyata selalu berinovasi kearah percepatan khususnya dalam dunia pendidikan, karenanya kami turut serta memberikan nuansa dakwah yang baru. Mulai tahun 2007 sampai dengan 2008 merupakan awal terbentuknya Yayasan Darun Nasya yang berarti tempat bangkit, sebagai yayasan yang bergerak dalam pendidikan islam untuk mewadahi terselenggaranya segala bentuk pendidikan baik formal maupun informal. Begitu pula dalam pelayanan terhadap umat melalui pengajian rutin maupuan doa bersama yang diselenggarakan baik di daerah luar pondok maupun dilingkungan pondok ini sendiri, hal ini merupakan bentuk usaha kami dalam mengemban amanah sebagai umat terbaik yang diamanahkan Allah kepada Rasulnya “ amar ma’ruf nahyi munkar “.
Harapan yang sangat mulia melalui Visi-Misi YPI Darun Nasya yang tetap kami jaga sebagai cita-cita dari pimpinan pondok untuk santri ketika lulus, bukan hanya menjadi santri yang bisa membaca kitab kuning dan melanjutkan pendidikan formal ke perguruan tinggi, namun juga menjadi seorang santripreneur berjiwa pemimpin yang mampu bersaing dalam bidang entrepreneur di era revolusi industri dan mampu memimpin umat. Di tahun 2019, YPI Darun Nasya diamanahi untuk mengelola tanah yang merupakan tanah wakaf dari keluarga Alm. Bpk. Mansjoer Mardjoeki dan Almh. Ibu Tuti di daerah Kp. Jamparing Rt.04 Rw.04 Dusun Sukaluyu Ds. Cilengkrang Kec. Wado Kab. Sumedang, tanah tersebut rencananya akan dijadikan Darun Nasya 2. Untuk membangun darun Nasya yg lebih baik, dibentuk lah dewan pertimbangan pesantren yang terdiri dari berbagai tokoh, dimana DPP tersebut berkontribusi dalam pembangunan pesantren yang lebih komprehensif. DPP tersebut diketuai oleh Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra., SE., M.Si. dibantu oleh sekertaris H. Judy Darmadie, S.E dan Dr. Linna Ismawati, S.E., M.Si serta bendahara Dr. H. Amir Machmud, S.E., M.Si.