wibawa

Kamu Beruntung, inilah 3 Ilmu Baru Public Speaking yang Bisa Kamu Pelajari Cuma Di Sini

10 Powerful Public Speaking Tips from Some of the Best Speakers in the  World: 60-second summary | SpeakerHub Public Speaking adalah salah satu bagian dari softskill yang mampu menjadi nilai tambah untuk seseorang.

Softskill sendiri merupakan keterampilan yang menjadi penentu seseorang (dengan kontribusi sampai 82%) untuk meraih sukses. Dapat dikatakan, orang yang sukses, 82%-nya ditentukan oleh softskill yang ia miliki. Jika seseorang memiliki softskill yang baik, bisa dipastikan ia akan atau bahkan telah sukses. Tetapi Jika softskillnya tidak baik, maka kemungkinan besar, dia tidak akan sukses.

Public Speaking menjadi salah satu soft skill yang harus dimiliki seseorang. Bahkan Warren Buffet, pria yang saat ini berusia lebih dari 95 tahun, pria terkaya nomor 2 di dunia menurut Forbes dengan kekayaan setara 1.005 triliun rupiah, ia mengatakan, “You can improve your value by 50 percent just by learning communication skills”.

Kenapa Warren bisa berkata demikian? karena ia pun mempelajari communication skills sejak usia 19 tahun sampai akhirnya ia didapuk menjadi orang terkaya kedua di dunia.

Salah satu communication skills adalah public speaking yang berarti kemampuan berbicara di depan umum.

Lalu, hal apa saja yang harus dipelajari dalam dunia public speaking?

Ada 3 Hal yang harus kita pelajari dalam dunia public speaking. yaitu: Berani, berurutan, dan body language. Atau supaya lebih mudah diingat, disingkat menjadi 3B.

Ilmu Public Speaking pertama: Berani

Memahami Pengertian Public Speaking dan Tips MelakukannyaSiapa yang masih suka takut kalau diminta untuk berbicara di depan umum? rasanya daripada maju ke depan umum, mending ngumpet di belakang atau bayar orang buat ngewakilin kita bicara ke depan umum.

Badan menggigil, keluar keringat dingin, lutut bergetar hebat, nafas menjadi pendek dan tidak beraturan, mendadak bingung mau bicara apa, dan berbagai tanda kepanikan lainnya.

Nah, kamu ngerasa gitu gak?

Tenang aja, kamu gak sendiri, banyak kok yang gak berani tampil di depan umum.

Bahkan The People’s Almanac Book of List pernah melakukan survey kepada 3000 orang di Amerika mengenai ketakutan terbesar mereka.

Hasilnya, 620 orang atau 21% menyatakan bahwa public speaking adalah hal teratas yang paling menakutkan. Tentu data ini mengalahkan ketakutan lain seperti kematian yang berada di urutan ke tujuh. Sedangkan ketakutan pada ketinggian, serangga ,hama, dan bangkruit, kompak berada di bawah ketakutan pada public speaking atau berbicara di depan umum.

Takut berbicara di depan umum sudah mendapat istilah di dunia medis, disebut dengan Glossophobia. Penyakit ini tidak termasuk kedalam penyakit berbahaya atau kronis, tapi tetap mengganggu aktifitas harian seseorang. Pengidapnya akan merasakan gemetar tak terkendali, berkeringat dan detak jantung yang berdetak lebih kencang.

Alasan mereka takut beragam, ada yang takut salah, takut tidak bisa menjawab saat ada yang bertanya, takut lupa, takut wajahnya terlihat jelek, takut pipis, dll.

Maka pelajaran pertama di dalam mempelajari public speaking adalah bagaimana caranya merubah rasa takut menjadi rasa berani.

Ada banyak cara untuk menghilangkan rasa takut jadi berani. Diantarnya adalah melakukan persiapan yang matang, melatih olah nafas perut, melompat-lompat sebelum tampil, dll.

Intinya adalah bahwa wajar mempunyai rasa takut untuk tampil di depan umum, tapi ketakutan itu bisa diredam bahkan dihilangkan dengan berbagai teknik yang tepat. Selamat mencoba 🙂

Ilmu Public Speaking kedua: Berurutan

Pengertian Sistematis - Cara Bekerja, Mengasah dan Contoh - Adam Muiz

Pembelaran dalam public speaking berikutnya adalah Berurutan. Maksudnya adalah kita harus belajar untuk menyampaikan sesuatu secara sistematis, urut, tidak meloncat-loncat.

Secara sederhana, urutan dalam sebuah public speaking berupa pidato adalah pembukaan, isi dan penutup.

Komposisinya beragam, tetapi biasanya opening 10%, isi 80% dan penutup 10%.

Ada banyak teknik opening, tetapi yang paling sederhana adalah mengucapkan salam, menyampaikan sapaan, dan mengutarakan tujuan dari materi yang hendak disampaikan. Hal utama dalam opening adalah membuat hadirin atau penonton tertarik dan merasa nyaman, sebagai latihan dasar, kamu bisa berlatih dengan memberikan senyuman terbaik.

Isi pidato harus diperkuat dengan data yang valid, fakta yang kongkrit, analogi yang relate dengan pendengar, dalil yang mudah dicerna, pengalaman yang menarik, atau joke yang sederhana.

Untuk isi pidato, yang paling penting adalah menguasai materi dengan baik. Kita harus benar-benar menjadi pakar atau seolah berkata seperti pakar (aamiin) agar orang yakin dengan apa yang kita sampaikan.

Menguasai materi adalah perkara yang mutlak. Ibarat senapan, isi materi adalah pelurunya. Sedangkan senapan adalah teknik public speaking-nya. Semahal atau secanggih apapun senapannya, jika pelurunya lemah, tidak terkuasai, maka tidak akan mencapai sasaran dengan tepat.

Penutup dalam berpidato biasanya diisi dengan kesimpulan. Jangan sampai penonton lupa dengan apa yang telah kamu sampaikan. Untuk mempermudah ingatan para penonton, kamu harus menyampaikan kesimpulan yang berupa poin-poin pentingnya saja.

Kamu pun bisa menutupnya dengan mengutip sebuah quotes yang sesuai dengan materi yang kamu sampaikan, atau kamu bisa menutupnya dengan pantun. Semuanya tergantung acara yang hendak kamu ikuti.

Dengan mempelajari bagaimana menyusun materi public speaking yang berurutan, maka penonton akan mudah memahami materi yang kamu sampaikan, kamu pun akan dianggap sebagai public speaker yang handal.

dan hal ketiga yang harus kita pelajari dalam public speaking adalah…

Ilmu Public Speaking ketiga: Body Language

Encoding and decoding body languageBody language adalah gerakan tubuh atau gestur, ekspresi atau mimik wajah yang dialami seseorang tanpa ia menyadarinya, biasanya keluar begitu saja tanpa rekayasa atau dibuat-buat. Bahasa tubuh bahkan bisa dikatakan lebih jujur dibandingkan bahasa yang keluar dari mulut seseorang.

Seseorang bisa saja berkata, “senang bertemu denganmu”, tetapi jika wajahnya memperlihatkan bibir yang tidak ramah, mata sedikit tertutup, pipi yang turun, dll, maka bisa saja hal tersebut lebih memperlihatkan bahwa orang tersebut tidak nyaman.

Sebagai seorang public speaking, mungkin karena kondisi yang membuatnya tidak nyaman saat tampil di depan umum, ia memperlihatkan gestur atau bahasa tubuh yang tidak nyaman dipandang. Misalkan, ia terlihat galak atau sangat sedikit tersenyum, padahal ia pun berpikir bahwa seharusnya ia tersenyum, tetapi tanpa ia sadari, ia tidak bisa tersenyum.

Saat materi yang disampaikan mengharuskan pembicaranya memperlihatkan wajah yang bersedih, tetapi karena suatu kondisi gugup misalnya, ia malah memperlihatkan wajah bahagia, tentu ini sangat membuat orang tidak nyaman melihatnya.

Maka, sebagai seorang public speaker, kita harus belajar mengendalikan body language, kita harus mulai mengatur ekspresi wajah, gerakan tangan, cara berjalan, dll.

Langkah pertama, kita bisa menggunakan cermin sambil melatih diri kita bicara, lihat, apakah wajah kita sudah tersenyum dengan pas atau kurang atau bahkan berlebihan. Sering-seringlah berlatih agar saat tampil, apa yang kita inginkan kita tampilkan, akan tampil sebagaimana keinginan kita.

Itulah tiga ilmu yang akan dipelajari seseorang yang belajar public speaking. Bagaimana, apakah kamu tertarik belajar lebih lanjut tentang public speaking?

Baca Juga :

Cara Membuka Presentasi Luar Biasa

10 Pesantren Terbaik di Bandung Raya

Meningkatkan Minat Belajar Siswa

10 Cara Meningkatkan Semangat Anak untuk Mondok

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *